Resensi Novel "Kisah untuk Geri"

 Resensi 

BENIH CINTA DI MASA PUTIH ABU

 

Judul Novel   : Kisah untuk Geri

Penulis           : Erisca Febriani

Penerbit          : Kata Depan

Kota Terbit     : Depok

Tahun Terbit   : 2019

Jumlah Hlm.   : 389

Harga Buku     : Rp. 97.000,00

          Erisca Febriani adalah seorang penulis novel yang memulai debutnya dalam sebuah novel pertamanya berjudul Dear Nathan. Novel karya Erisca Febriani masuk kategori best seller yang diadaptasi ke web-series dan layar lebar. Meskipun sudah menelurkan banyak novel best-seller, Erica tidak menjadikan menulis sebagai pekerjaan utama. Ia mengatakan bahwa menulis novel merupakan caranya menghibur diri dan berimajinasi bebas. Erisca Febriani merupakan penulis novel asal Bandar Lampung, Lahir pada tanggal 25 Maret 1998. Selain gemar menulis novel, Erisca adalah seorang yang berpendidikan. Ia telah menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Lampung, Fakultas Pertanian, jurusan Agroteknologi. Saat ini Erisca sedang melanjutkan pendidikan S2-nya di Institut Pertanian Bogor dalam Dapartemen Arsitektur Lanskap.

          Novel Kisah untuk Geri karya Erisca Febriani menceritakan seorang laki-laki bernama Geri bertemu dua gadis cantik yang bernama Dinda dan Raini disekolah SMA Garuda. Pada akhirnya dia memilih perempuan yang bernama Dinda. Awal dari kisahnya bersama Geri diawali dari Dinda, yang melemparkan sinyal permusuhan semenjak kali pertama mereka menjadi murid kelas sepuluh. Dimana gadis itu merasa terusik ketika dirinya dan teman-temannya dijadikan bahan candaan oleh Geri dan kelompok temannya, gadis itu bahkan tak segan menumpahkan minuman ke pakaian cowok itu, yang membuat Geri murka bahkan tidak dapat melupakan kejadian tersebut, sehingga menjadikan keduanya saling bermusuhan. 

         Masa orientasi baru saja usai, Pakaian putih abu-abu yang terlihat masih baru bisa langsung menunjukan bahwa mereka masih duduk di bangku kelas sepuluh. Namun di setiap sekolah tentunya ada saja ditemukan siswa siswi yang sering tak menuruti peraturan sekolah. Di SMA Garuda, Dinda, queen bee dari geng the satan bersama dengan Jassy. Mereka punya peraturan sendiri, yang dimana hanya orang kaya saja yang boleh bergabung bersama mereka. Pakaian cewek-cewek  itu begitu mencolok, sepatu pantofel hitam mengkilat, kaus kaki warna-warni itu lah yang menggambarkan mereka. Tidak hanya Dinda dan teman-temannya. Geri, ia sering kali membolos dalam kelas, juga ditemani dengan kedua temannya, yang sama tidak beresnya.

       Kehidupan Dinda sangat membuat gadis itu nyaman, memiliki teman, kekayaan orang tuanya, dan bahkan karismanya dalam menaklukan hati, gadis itu tidak pernah kesulitan untuk mendapatkan seorang cowok manapun yang ia mau. Tapi seperti kata pepatah, kehidupan merupakan sebuah roda yang berputar. Hal yang tak pernah Dinda duga pun menimpanya hingga membuat gadis itu kesulitan dalam segala sesuatu, semua orang disekitarnya meninggalkannya.

      Hingga tidak ada cara lain lagi bagi Dinda untuk mempertahankan kekuasaannya di sekolah selain dengan memaksa seorang Geri Alfian Putra, si pentolan SMA Garuda untuk menjadi pacarnya. Namun tanpa gadis itu sadari, ia mulai terjebak dalam permainannya sendiri. Dinda jatuh cinta kepada Geri. Di saat yang bersamaan, Geri jatuh cinta kepada adik kelas yang lugu dan manis, Raini. Dinda pun berusaha sekeras mungkin untuk mendapatkan perhatian dari Geri. Banyak lika-liku yang gadis itu jalani, dari perasaan dan kesulitan di hidupnya, tetapi ia banyak belajar dari keadaannya.

     Novel "Kisah untuk Geri" sangat cocok untuk kita dikalangan remaja. Cover yang di design sederhana dan cantik yaitu bunga matahari. Alur cerita yang rumit mampu membuat pembaca penasaran dengan akhir cerita. Konflik-konflik di dalamnya membuat pembaca ikut larut dalam alur ceritanya. Selain itu, bahasa yang ringan sehingga mudah dipahami.

       Walaupun novel ini memiliki keunggulan, ternyata novel ini ada kekurangannya. Bahasa yang digunakan meskipun mudah dipahami, tetap saja masih berbelit-belit. Ilustrasi gambar yang hanya sedikit dan itu diluar ekspektasi saya sebagai pembaca. Sebetulnya tidak masalah namun itu mengganggu setelah ada dan tidak adanya gambar. Pemecahan konflik dalam novel terlalu singkat, dan penulis tidak mendeskripsikannya secara detail. 

  Terlepas dari kekurangannya, novel ini direkomendasikan untuk dibaca oleh para remaja. Cerita yang bisa dijadikan pembelajaran dalam masalah percintaan ataupun dampak dari bullying yang dilakukan Dinda.

Komentar